Pusat Penerbangan Angkatan Darat atau Penerbad adalah kesatuan yang memiliki sarana penerbangan dan bertugas mendukung mobilitas tempur TNI-AD. Penerbangan Angkatan Darat dioperasikan dalam medan tempur, apabila keunggulan udara telah dikuasai oleh pihaknya. Sasaran di balik bukit yang tidak dapat dijangkau dengan tembakan artileri, dapat diserang secara langsung oleh helikopter Angkatan Darat (AD) atau oleh pasukan mobil udara (mobud). Operasi Mobud (Mobile Udara) merupakan bentuk spesifik operasi TNI Angkatan Darat yang diselenggarakan dan dilaksanakan sebagai suatu operasi antar kesenjataan Infanteri, Kavaleri, Artileri dengan Penerbad. Kesenjataan Perhubungan (Komunikasi Elektronik) ikut berperan terutama dalam Komando dan Pengendalian, sedangkan Kesenjataan Zeni khususnya Zeni Tempur juga berperan setelahHeliborne Troops melakukan manuver di lapangan seperti demolisi, pemasangan ranjau pada waktu pengunduran dan lain-lain. Dengan demikian Penerbad adalah bagian integral dalam suatu operasi mobud yang sejajar dengan Korps Kesenjataan lainnya. Penerbangan TNI AD (Penerbad) lahir pada tahun 1959 ketika doktrin Heliborne Troops atau Air Mobile sedang dikembangkan di berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggrismelancarkan operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1 yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang. Dalam Perang Vietnam AD AS melakukan operasi mobud dalam bentuk Air Cavalery oleh Divisi Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan helikopter UH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di Aljazair pasukan Para Perancis melakukan operasi sejenis dengan Alouette-III. Ketika KSAD membuat Surat Keputusan tentang berdirinya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Den Penerbad) pada tanggal 14 November 1959 dengan tugas mengurus segala kegiatan yang menyangkut bidang penerbangan organik AD, pada waktu itu Den Penerbad sama sekali belum memiliki pesawat terbang. Pada waktu itu terdengar berita bahwa pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di Singapura akan dijual, maka pihak AD langsung membelinya. Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira diantaranya Kapten Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan penerbang di US Army Aviation School Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama tahun 1959, disusul gelombang kedua tahun 1962 yang terdiri dari Letkol Juono, Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya. Beaver satu-satunya pesawat yang dimiliki oleh Den Penerbad, ikut dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1963 Den Penerbad menerima dua pesawat Cessna L-19 dalam rangka US Military Assistant Program. Kedua pesawat diterjunkan dalam Operasi Kilat untuk penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dan Tenggara dalam tahun 1964. L-19 bukan hanya digunakan untuk melakukan pengintaian, tetapi juga melakukan bantuan tembakan udara dengan senapan serbu AK-47 dan stengun. Sejalan dengan pembangunan ABRI menjelang Perjuangan Pembebasan Irian Barat dan selama berlangsungnya konfrontasi Malaysia, maka Indonesia menerima peralatan militer dari Blok Timur, diantaranya 15 helikopter Mil Mi-4 Hound bantuan Uni Soviet untuk Penerbad. Pada awal tahun 1965, helikopter itu diangkut ke Indonesia dengan pesawat Antonov An-12, kemudian dirakit oleh para teknisi AURI di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Para teknisis AURI juga pernah merakit helikopter raksasa Mil Mi-6 Hook di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan pemberontakan G-30S/PKI di Jawa Tengah tahun 1965-1966. Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan PKI, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968. Penumpasan pemberontakan G-30S/PKI berakibat dihentikannya pasokan suku cadang dari negara blok Timur. Pada tahun 1972, seluruh Mi-4 milik Penerbad dinyatakan grounded dan dihapus. Ketika persediaan suku cadang Mi-4 mulai kembang-kempis, operasi gabungan Indonesia-Malaysia dalam penumpasan pemberontakan komunis di daerah perbatasan kedua negara didukung dengan tiga dari tujuh helikopter Alouette-III yang dibeli dari Perancis lewat Hankam tahun 1970. Alouette-III yang ke-8 dibeli tahun 1975. Dalam Operasi Flamboyan (limited combat intelligence) di Timor Timur sebelum dimulainya Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Puspenerbad mendukung dengan tiga helikopter Alouette-III. Tahun 1976 Puspenerbad menempatkan satu detasemen berkekuatan sembilan helikopter NBO-10CB. Setahun kemudian diperkuat dengan sebuah Britten Norman BN.2 Islander. Dalam pelaksanaan tugasnya, Puspenerbad memberikan bantuan tempur serta bantuan administrasi berupa angkutan logistik dan evakuasi medik udara. Bantuan itu dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pasukan yang sedang melakukan manuver di lapangan. Pada pertengahan tahun 1990-an Puspenerbad diperkuat lagi dengan beberapa helikopter Bell-205A-1 dan NBell-412. Puspenerbad ditarik dari Timor Timur pada hari-hari terakhir, ketika TNI dan Polri meninggalkan propinsi ke-27 bulan September 1999. Di Irian Jaya Puspenerbad mendukung operasi penumpasan gerombolan Marthin Tabu pada tahun 1977 dan pembebasan sandera tim peneliti Lorentz yang disekap oleh gerombolan Kely Kwalik di Mapenduma tahun 1996. Di Aceh, Puspenerbad mengerahkan pesawatnya untuk memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi terhadap pasukan darat untuk mendukung Polri yang sedang melaksanakan tugas menegakkan hukum dan ketertiban sebagai akibat terjadinya Gerakan Aceh Merdeka di bawah pimpinan Hasan Tiro.
Pusat Penerbangan Angkatan Darat atau Penerbad adalah kesatuan yang memiliki sarana penerbangan dan bertugas mendukung mobilitas tempur TNI-AD. Penerbangan Angkatan Darat dioperasikan dalam medan tempur, apabila keunggulan udara telah dikuasai oleh pihaknya. Sasaran di balik bukit yang tidak dapat dijangkau dengan tembakan artileri, dapat diserang secara langsung oleh helikopter Angkatan Darat (AD) atau oleh pasukan mobil udara (mobud).
Operasi Mobud (Mobile Udara) merupakan bentuk spesifik operasi TNI Angkatan Darat yang diselenggarakan dan dilaksanakan sebagai suatu operasi antar kesenjataan Infanteri, Kavaleri, Artileri dengan Penerbad. Kesenjataan Perhubungan (Komunikasi Elektronik) ikut berperan terutama dalam Komando dan Pengendalian, sedangkan Kesenjataan Zeni khususnya Zeni Tempur juga berperan setelahHeliborne Troops melakukan manuver di lapangan seperti demolisi, pemasangan ranjau pada waktu pengunduran dan lain-lain. Dengan demikian Penerbad adalah bagian integral dalam suatu operasi mobud yang sejajar dengan Korps Kesenjataan lainnya.
Penerbangan TNI AD (Penerbad) lahir pada tahun 1959 ketika doktrin Heliborne Troops atau Air Mobile sedang dikembangkan di berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggrismelancarkan operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1 yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang. Dalam Perang Vietnam AD AS melakukan operasi mobud dalam bentuk Air Cavalery oleh Divisi Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan helikopter UH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di Aljazair pasukan Para Perancis melakukan operasi sejenis dengan Alouette-III.
Ketika KSAD membuat Surat Keputusan tentang berdirinya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Den Penerbad) pada tanggal 14 November 1959 dengan tugas mengurus segala kegiatan yang menyangkut bidang penerbangan organik AD, pada waktu itu Den Penerbad sama sekali belum memiliki pesawat terbang. Pada waktu itu terdengar berita bahwa pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di Singapura akan dijual, maka pihak AD langsung membelinya.
Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira diantaranya Kapten Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan penerbang di US Army Aviation School Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama tahun 1959, disusul gelombang kedua tahun 1962 yang terdiri dari Letkol Juono, Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya.
Beaver satu-satunya pesawat yang dimiliki oleh Den Penerbad, ikut dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1963 Den Penerbad menerima dua pesawat Cessna L-19 dalam rangka US Military Assistant Program. Kedua pesawat diterjunkan dalam Operasi Kilat untuk penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dan Tenggara dalam tahun 1964. L-19 bukan hanya digunakan untuk melakukan pengintaian, tetapi juga melakukan bantuan tembakan udara dengan senapan serbu AK-47 dan stengun.
Sejalan dengan pembangunan ABRI menjelang Perjuangan Pembebasan Irian Barat dan selama berlangsungnya konfrontasi Malaysia, maka Indonesia menerima peralatan militer dari Blok Timur, diantaranya 15 helikopter Mil Mi-4 Hound bantuan Uni Soviet untuk Penerbad. Pada awal tahun 1965, helikopter itu diangkut ke Indonesia dengan pesawat Antonov An-12, kemudian dirakit oleh para teknisi AURI di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Para teknisis AURI juga pernah merakit helikopter raksasa Mil Mi-6 Hook di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan pemberontakan G-30S/PKI di Jawa Tengah tahun 1965-1966. Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan PKI, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968.
Penumpasan pemberontakan G-30S/PKI berakibat dihentikannya pasokan suku cadang dari negara blok Timur. Pada tahun 1972, seluruh Mi-4 milik Penerbad dinyatakan grounded dan dihapus. Ketika persediaan suku cadang Mi-4 mulai kembang-kempis, operasi gabungan Indonesia-Malaysia dalam penumpasan pemberontakan komunis di daerah perbatasan kedua negara didukung dengan tiga dari tujuh helikopter Alouette-III yang dibeli dari Perancis lewat Hankam tahun 1970. Alouette-III yang ke-8 dibeli tahun 1975.
Dalam Operasi Flamboyan (limited combat intelligence) di Timor Timur sebelum dimulainya Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Puspenerbad mendukung dengan tiga helikopter Alouette-III. Tahun 1976 Puspenerbad menempatkan satu detasemen berkekuatan sembilan helikopter NBO-10CB. Setahun kemudian diperkuat dengan sebuah Britten Norman BN.2 Islander. Dalam pelaksanaan tugasnya, Puspenerbad memberikan bantuan tempur serta bantuan administrasi berupa angkutan logistik dan evakuasi medik udara. Bantuan itu dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pasukan yang sedang melakukan manuver di lapangan.
Pada pertengahan tahun 1990-an Puspenerbad diperkuat lagi dengan beberapa helikopter Bell-205A-1 dan NBell-412. Puspenerbad ditarik dari Timor Timur pada hari-hari terakhir, ketika TNI dan Polri meninggalkan propinsi ke-27 bulan September 1999. Di Irian Jaya Puspenerbad mendukung operasi penumpasan gerombolan Marthin Tabu pada tahun 1977 dan pembebasan sandera tim peneliti Lorentz yang disekap oleh gerombolan Kely Kwalik di Mapenduma tahun 1996.
Di Aceh, Puspenerbad mengerahkan pesawatnya untuk memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi terhadap pasukan darat untuk mendukung Polri yang sedang melaksanakan tugas menegakkan hukum dan ketertiban sebagai akibat terjadinya Gerakan Aceh Merdeka di bawah pimpinan Hasan Tiro.
Label:
Profil 4
Juragan Cireng



MAIN QUOTE
Hidup ini bukan tentang apa yang dipikirkan mereka yang membencimu, namun tentang apa yang dipikirkan Tuhan yang menyayangimu
- Steve Jobs
WEEK TRENDING
Loading...
YEAR POPULAR
Mesin Turbojet Pesawat Terbang Siklus Brayton menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas. Siklus termodinamika ini dikembangka...
ORGANISASI DAN TUGAS PANGKALAN UDARA UTAMA ANGKATAN DARAT AHMAD YANI PUSPENERBAD (ORGAS LANUMA...
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-21/SERBA GUNA PUSPENERBAD ( ORGAS DRON-21/SENA PUSPENERBAD ) Kedudukan Skadron-21/Serba G...
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-11/SERBU PUSPENERBAD (ORGAS DRON-11/SERBU PUSPENERBAD) Kedudukan Skadron-11/Serbu Puspe...
Karir & Pendidikan Perwira di Penerbad Karir & Pendidikan Bintara di Penerbad Karir ...
Letkol CPN Wahyu Jatmiko kini memegang tongkat komando pimpinan Skadron 31/Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Pus Penerbad). ...
Pembinaan Jasmani bakal Casis (Dik PA dan Dik BA) Reg di Skadron 21 Penerbad Kasi Pers Skadron 21 Kapten Cpn Ardiansyah Agung Pramo...
Penerbad - Penerbangan TNI AD diawaki oleh 3 kelompok kualifikasi : 1. Penerbang Kelompok kualifikasi Penerbang ini meliputi ...
Indonesia membeli 8 helikopter serang Apache yang akan datang tahun 2017. TNI mulai melatih pilot yang akan menerbangkan helikopt...
Oleh : Kapten Arm Cahyo Permono M,Eng. Danki C Yontar Dewasa Mentar Akmil 1. PENDAHULUAN Studi banding merupa-kan s...