Oleh : Kol Dr. A.Yani Antariksa., SE, SH, MM. Dalam era modern sekarang ini lembaga pengkajian strategis Angkatan Bersenjata mempunyai peran yang cukup menonjol bagi pertahanannya, utamanya memberikan pandangan secara akademik dan aplikatif serta up to date. Oleh karena itu Peran lembaga Pusjianstra TNI Dalam Perumusan Kebijakan Pertahanan Rl maupun TNI akan sangat diperlukan kontrlbusinya. Kajian yang dilakukan oleh Pusjianstra TNI akan tetap mempunyai arti penting mengingat pendekatan yang berbeda di mana kajian Pusjiantra TNI akan lebih bersifat akademis/ilmiah. Selanjutnya hasil kajian dapat dipakai sebagai referensi atau masukan atau kalau disetujui oleh panglima TNI dapat dijabarkan kedalam doktrin TNI sesuai dengan tingkatannya. Strategi berasal dari kata “strategos" yang artinya Jenderal. Dari kata strategis ini lahir istilah inggris Strategems yang berarti ticks of War atau tipu muslihat perang. Strategi juga diartikan ilmunya para Jenderal. Strategi berasal dari perkembangan pemikiran Barat, tetapi pemikir strategi militer terbesar yang pertama adalah Sun Tsu dari Cina. Dialah yang pertamakali yang menulis mengenai taktik perang dan strategi antara tahun 400 s.d 320 SM. Dalam buku yang berjudul Ping-fa (The art of War) strategi menjadi beda yang dikaji secara luas dan ilmiah baru pada abad ke-18 setelah dunia dipesona oleh Napoleon (1769-1821) dengan kemenangan kemenangannya yang spektakuler. Sebelumnya diskusi dan kajian mengenai strategi masih bersifat intuitif dan didasarkan pada penelaahan sejarah perang bangsa-bangsa Yunani dan Romawi yang sebenarnya baru membahas tingkat taktik dan bukan strategi. Analisa TOR paling terkemuka mengenai strategi pada jaman itu adalah Karl Von Clausewitzh (1780 -1831) dan Antonine Henry Jomini (1779-1869). Jominie banyak menulis tentang teori memenangkan perang. Sedangkan Clausewitzh menulis tentang hakikat dasar perang dengan hasil karyanya Form Kriage (tentang perang) yang merupakan karya tulisnya yang paling monumental tentang strategi. Clausewitzh mendefinisikan strategi sebagai : " Menggunakan kampanye untuk mencapai sasaran perang (The use of engagement to attain the object of war). Webster's New Universal Unabridged Dictionary (1979) menyebut strategi sebagai: ilmu merencanakan dan memimpin operasi militer berskala besar, khususnya gerakan pasukan kedudukan yang paling menguntungkan sebelum terjadi pertempuran yang sebenarnya dengan musuh " (The Science of planning and directing large scale military operation, specifically of manuvering forces into the most advantegous position prior to actual engagement with the enemy). Kedua rumusan tersebut diatas bernuansakan abad ke-19/20 yang untuk abad ke 20/21 sekarang sudah tidak tepat lagi. Strategi dalam abad sekarang penggunaannya mencakup bidang yang semakin luas. Strategi bukan hanya ilmunya para jenderal, tetapi ilmunya semua orang, institusi atau Negara yang belajar dan mengetrapkan ilmu strategi. Perang modern sangat terkait dengan faktor-faktor sosial politik, ekonomi dan juga budaya, sehingga kajian bidang strategis tidak hanya menyangkut perangnya saja namun juga pada masa damai, yang meliputi berbagai aspek yang terkait menempatkan bidang strategi pada tingkatan yang lebih luas, yaitu strategi besar, (Grand Strategy). Faktor-faktor yang terkait dalam grand strategy misalnya adalah kekuatan ekonomi sosial, situasi politik nasional, perkembangan teknologi,perkembangan moneter,hubungan diplomasi dan kerjasama internasional. dan sebagainya. Dengan lingkup yang sangat luas tersebut, maka kajian strategi akan melibatkan banyak disiplin ilimu (multidisiplin). Strategy is all about how (ways or concepts) leadership will use the power (instruments and resources, or means) available to the state to exercise control over sets of circumstances and geographic locations to achieve objectives (ends) that support state interests. Strategy provides direction for the coercive or persuasive use of this power to achieve specified objectives. (Strategi adalah tentang bagaimana caranya seorang pemimpin menggunakan kekuatan nasional yang memungkinkan bagi suatu Negara untuk melaksanakan pengendalian segenap lingkungan dan lokasi geografi dalam rangka untuk mencap[ai tujuannya. Strategi memberikan arah untuk menggunakan kekerasan atau persuasive dalam mencapai sasarannya). Kajian Strategis Pada masa perang dingin, kajian strategis menekankan pada pemahaman mengenai penggunaan kekuatan militer dalam politik internasional, khususnya penggunaan senjata nuklir. Sebagaimana tampak dari berbagai definisi di atas, beberapa pakar melihat strategi dalam fokus yang lebih luas terhadap "power", sementara beberapa pakar mengemukakan dinamika kualitas proses yang melekat dalam perumusan strategi. Belakangan, para pakar menekankan bahwa kajian strategis mempunyai aplikasi masa damai di samping masa perang. Kajian strategis bukanlah sekedar kajian tetang perang dan kampanye militer. Strategi adalah penerapan kekuatan militer untuk tujuan politis atau secara spesifik "teori dan praktek tentang penggunaan,atau ancaman penggunaan kekuatan teroraginisir, untuk kepentingan politik". Lebih luas lagi adalah konsep Strategi Besar (Grand Strategy) yang melibatkan koordinasi dan pengarahan "seluruh sumber daya bangsa menuju pencapaian tujuan politik" Kajian strategis pada dasarnya bersifat interdisipliner. Untuk memahami dimensi strategi perlu memahami sedikit tentang politik, ekonomi, psikologi, sisiologi, geografi di samping teknologi, struktur kekuatan dan taktik. Kajian strategis juga tidak dapat dikatakan sebagai sustu dispilin ilmu tersendiri Meskipun merupakan suatu bidang kajian dengan fokus yang tajam peran kekuatan militer tapi tidak ada parameter yang jelas dan bergantung pada gagasan atau konsep seni, ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial. Banyak pemikir yang menyumbangkan karya tulisnya datang dari disiplin ilmu yang berbeda. Herman Kahn adalah ahli fisika, Thomas Schelling adalah ahli ekonomi, Albert Wholsletter adalah ahli matematik, Henry Kissinger adalah sejarawan dan Bernard Brodie ilmuwan politik. Hal ini mengundang perdebatan tentang metodologi apa yang harus digunakan dalam kajian ini. Di lain pihak, perhatian yang lebih besar pada pendekatan akademis dirasakan mengabaikan aspek operasional militer dalam kajian ini. Ada pandangan bahwa masalah strategi terlalu besar untuk diserahkan sepenuhnya kepada para jenderal. Dalam perkembangannya pada akhirtahun 1940an, para analis sipil mendominasi bidang kajian ini. Tapi pada tahun 1980an dirasakan bahwa banyak akademisi sipil yang mengabaikan kemampuan dan keterbatasan satuan-satuan dan operasi militer dalam analisis dan teorisasi mereka. Ilmu militer (military science) merupakan disiplin ilmu yang "hilang". Kajian strategis banyak mendapat kritik. Para pakar strategis dianggap terobsesi dengan konflik dan kekuatan, tidak cukup peduli dengan masalah-masalah etis, pendekatannya tidak ilmiah, bagian dari permasalahan, bukan solusi dan berorientasi pada negara (state-centric) Kritik seperti ini muncul akibat banyaknya para akademisi yang mendalami kajian ini terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau "dikontrak" oleh pemerintah (terutama pemerintah Amerika Serikat) sebagai penasihat. Tapi para ahli strategi menyanggah kritikan tersebut dengan argumentasi bahwa pemikiran-pemikiran mereka adalah cerminan (bukan yang menciptakan) realita politik dunia. Para pembuat kebijakan cenderung untuk mempunyai pandangan "realis" yang sama akibat iklim intelektual yang dibangun bukan oleh para akademisi tapi oleh tantangan dan ancaman yang mereka hadapi dalam hubungan internasional. Salah satu tantangan bagi Kajian Strategis pasca Perang Dingin adalah apakah ilmu ini masih relevan mengingat perang-perang besar nyaris berkurang sementara ancaman keamanan terhadap kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan lingkungan lebih meningkat. Berakhirnya Perang Dingin sebenarnya tidak secara otomatis menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan dunia. Munculnya ancaman non-tradisional misalnya terorisme internasional, perdagangan narkoba, kejahatan lintas negara, dan sebagainya mengharuskan adanya penyesuaian dalam Kajian Strategis. Upaya-upaya ke arah perdamaian memunculkan konsep-konsep baru seperti preventive diplomacy, common security dan confidence building measures. Metodologi Berdasarkan proposi-proposi yang termuat dalam permasalahan strategi maka kajian strategi dikategorikan pada penelitian social dan bukan eksakta, karena umumnya factor-faktor yang muncul dalam berbagai kasus tidak dapat diukur dalam bantuan suatu alat ukur. Namun demikian tidak berarti bahwa hanya dapat digunakan dengan metoda penelitian kualitatif. Kombinasi metoda kualitatif dan kuantitatif sering dapat digunakan untuk dapat menggali semua data, informasi dan fakta yang ada dan terbukti sangat efektif untuk menghasilkan kajian yang sangat berbobot. Berdasarkan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu, maka kajian strategis dapat digolongkan pada penelitian terapan (Applied research) atau lebih tepat lagi sebagai penelitian tindakan (Action research) sedangkan berdasarkan metoda yang digunakan maka kajian strategis dapat digolongkan pada semua jenis penelitian, yaitu penelitian histories, deskriptif, pengembangan, korelasi, kausal komperative, danpebnelitian ekperimental tergantung apada kasus yang akan dikaji/ diteliti. Sebagai contoh kajian strategis dengan topic /judul :"Strategi TNI dalam mensukseskan program gerakan disiplin nasional" maka untuk dapat menemukan strategi apa yang dapat digunakan untuk mensukseskan program GDN, dapat dilakukan dengan mengamati perilaku masyarakat dalam mentaatai suatu ketentuan hukum, kebiasaaan dan budaya yang melekat dalam masyarakat, serta factor factor lain yang menjadi presmis dalam penuyusunan strategi. Untuk kasusu tersebut maka metoda yang dapat digunakan adalah misalnya dengan menggunakan penelitian histories atau kausal-komparatif. Contoh yang kedua adalah misalnya pengkajian " Konsep strategi Hankam Matra Laut Guna mendukung Pembangunan Indonesia Bagian Timur". Untuk kajian tersebut maka penelitian diskriptif atau pengembangan dapat digunakan untuk menjawab konsep strategi pada suatu kondisi dan tempat tertentu. Metoda penelitian ilmiah pada dasarnya berlaku untuk semua disiplin keilmuan, baik ilmu alam maupun social. Perbedaannya hanya terletak pada aspek teknik pengumpulan datanya saja bukan pada aspek struktur berpikir dan metodologinya. Prosedur Kajian Strategis Pemilihan dan Identifikasi Masalah. Penelitian ataupun kajian strategis pada dasarnya adalah upaya mengidentifikasi masalah , penyebab masalah, memecahkan atau menjawab permasalahan yang dijumpai yang berkaitan dengan hal-hal stratgeis. Oleh karena itu langkah awal yang paling menentukan adalah: "Bagaimana memformulasikan masalah secara benar". Kesalahan dalam formulasi dapat menyebabkan kesulitan dalam menjelaskan atau mencari jawabannya. Jika masalah sudah teridentifikasi dan terformulasi dengan benar maka langkah-langkah berikutnya umumnya sudah dapat ditentukan. Salah satu metoda yang paling praktis untuk mengidentifikasi masalah adalah dengan mengggunakan table/matrik keterkaitan antara faktor dan variable yang mungkin ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sisi kolom diisi dengan faktor faktor dan sisi baris diisi dengan variabel atau konfigurasi lain yang lebih cocok untuk menilai keterkaitan factor/variable tersebut. Dari table ini dapat secara mudah dicari keterkaitannya sehingga memudahkan untuk perumusan masalah selanjutnya. Perumusan masalah merupakan penjabaran identifikasi masalah. Dalam perumusan masalah ditentukan beberapa hal. Ruang lingkup atau pembatasan masalahnya, baik dalam domain ruang atau waktu atau domain lainnya yang bertujuan agar pembahasan bisa lebih terarah dan tajam. Pembatasan masalah umumnya didasarkan pada tersedianya data, faktor-faktor yang signifikan dan kemampuan kita untuk meneliti, sehingga dapat memudahkan dalam analisis selanjutnya. Menentukan tujuan penelitian, sasaran yang ingin dicapai dan keluaran yang diharapkan. Menentukan metoda yang akan digunakan. Dengan perumusan masalah yang baik, bukan saja membantu memusatkan pikiran tetapi juga sekaligus mengarahkan cara berpikir kita. Perumusan masalah dapat dilakukan secara deskriptif, komparatif atau asosiatif. Penyusunan kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan kaitan yang mungkin terdapat antar berbagai faktor terkait dan membentuk konstalasi masalah. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis yang teruji kebenarannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahannya. Hasilnya adalahg konsepsi-konsepsi yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa. Kerangka berpikir merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan bahannya merupakan kesimpulan dari pengembangan kerangka berpikir. Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan antara dua variable yaitu variable penyebab dan" variable akibat. Hipotesis merupakan pernyataan yang sangat penting kedudukannya dalam penelitian. Persyaratan hipotesis meliputi beberapa hal. Hipotesis hams dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.Hipotesis hams dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variable. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang ditemukan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Untuk merumuskan hipotesis maka argumentasi kerangka berpikir yang digunakan adalah logika deduktif dengan menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya. Hipotesis dapat dibagi atas 2 jenis yaitu hipotesis alternative atau Hipotesis kerja yang menyatakan hubungan antara dua buah variable x dan y. Serta hipotesis nol atau Hipotesis statistic yang menyatakan tidak adanya hubungan perbedaaan antara dua buah variable yang biasanya diuji dengan perhitungan statistik. Memilih pendekatan penelitian Pemilihan metoda penelitian adalah tergantung pada kasus yang akan dibahas. Untuk membahas masalah startegis seperti: "Konsep Strategi Hankam Matra Laut Guna Mengendalikan Corong Timur Untuk Menghadapi Lingstra 10 Tahun Mendatang". Maka pendekatan yang dapat digunakan adalah penelitian pengembangan. Ada 3 faktor yang dapat disusun dalam kerangka pemikiran yaitu: strategi hamkam matra laut, corong timur dan lingstra 10 tahun mendatang. Pengamatan dilakukan untuk melihat perkembangan, perubahan dan kecenderungan dua faktor yang pertama terhadap pola perkembangan, faktor yang perubahan dan kecenderungan dua faktor yang pertama terhadap pola perkembangan faktor yang ketiga. Kegiatan pengamatan dapat dilakukan secara serial (longitudinal) yaitu pengamatan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus atau dilakukan secara crossektional, atau tingkatan tersebut akan dapat dibuat kesimpulannya yang sama dengan cara longitudinal. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan angket. Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi digunakan apabila tidak dimungkinkan kita mendapatkan respon secara langsung dari obyekpengamatan sehingga pengumpulan data dilakukan secara sepihak, untuk itu maka ketelitian dan keandalan observer sangan menentukan keberhasilan pengumpulan data. Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. secara langsung dari tangan pertama atau sebagai pelengkap dari teknik atau pengumpulan data lainnya. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejhumlah daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun secara post. Dokumen atau literatur adalah pengumpulan data melalui buku, majalah atau sumber informasi lainnya. Data yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan angket adalah merupakan data primer sedangkan data yang didapat dari literatur umumnya merupakan data sekunder. Untuk mendapatkan data yang actual dalam suatu kajian strategis, maka metoda metoda tersebut dapat digunakan, umumnya lebih dulu digunakan penelusuran data /informasi melalui dokumen atau literature yang merupakan kumpulan hasil penelitian sebelumnya, karena cara ini adalah yang paling mudah dan murah. Selanjutnya juga memang diperlukan data primer maka dapat digunakan metoda angket atau wawancara. Data atau informasi dari suatu kajian strategis, umumnya merupakan data tekstual yang tidak bisa diukur dengan suatu kuantitas, sehingga harus dilakukan pengolahan data/informasi secara kualitatif. Namun dapat juga dikombinasikan dengan pengolahan data kuantitatif, yaitu misalnya data hasil wawancara atau angket dikonversikan kedalam bentu numeric dan kemudian dilakukan pengolahan data secara statistic untuk keemudian hasilnya diterjemahkan kembali ke dalam bentuk data atau proposisi kualitatif. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan sebagai hasil analisis untuk membuktikan bahwa fakta-fakta tersebut mendukung atau menolak hipotesis jika hipotesis diterima maka secara empiric akan memberikan sumbangan pragmatis pada suatu kegiatan penelitian atau pengkajian, sedangkan jika hipotesis ditolak maka hal ini akan memberikan sumbangan korektif dari kerangka berpikir sebelumnya. Selanjutnya masalah menarik kesimpulan. Kesimpulan merupakan pertanyaan singkat, jelas dan sistematis dari keseluruhan hasil analisis danpembahasan serta pengetesan hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu penelitian atau kajian baik dikalangan militer maupun sipil perlu direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan metodologi penelitian ilmiah yang benar agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, sehingga hasilnya akan memberikan sumbangan atau kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Suatu kajian strategis pada dasarnya juga merupakan suatu penelitian ilmiah yang dapat digunakan metoda penelitian dengan ruang lingkup yang sangat luas. Data dan informasi yang tersedia umumnya merupakan data yang sangat variatif dengan tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi, dengan demikian analisis yang dilakukan sulit untuk bisa menerapkan metoda-metoda kuantitatif. Metoda kuantitatif dilakukan hanya untukjustifikasi dari suatu proposisi yang didapat sehingga menguatkan argument yang digunakan mendukung kesimpulan. Pengembangan metodoleogi penelitian dengan teknik-teknik analiasis yang baru seperti menggunakan simulasi, computer untuk perhitungan statistik da/1 pemodelan suatu behaviour sangat membantu dalam meningkatkan kualitas suatu pengkajian strategis.** Penulis Sekretaris Pusjianstra Mabes TNI
Oleh : Kol Dr. A.Yani Antariksa., SE, SH, MM.
Dalam era modern sekarang ini lembaga pengkajian strategis Angkatan Bersenjata mempunyai peran yang cukup menonjol bagi pertahanannya, utamanya memberikan pandangan secara akademik dan aplikatif serta up to date. Oleh karena itu Peran lembaga Pusjianstra TNI Dalam Perumusan Kebijakan Pertahanan Rl maupun TNI akan sangat diperlukan kontrlbusinya. Kajian yang dilakukan oleh Pusjianstra TNI akan tetap mempunyai arti penting mengingat pendekatan yang berbeda di mana kajian Pusjiantra TNI akan lebih bersifat akademis/ilmiah. Selanjutnya hasil kajian dapat dipakai sebagai referensi atau masukan atau kalau disetujui oleh panglima TNI dapat dijabarkan kedalam doktrin TNI sesuai dengan tingkatannya.
Strategi berasal dari kata “strategos" yang artinya Jenderal. Dari kata strategis ini lahir istilah inggris Strategems yang berarti ticks of War atau tipu muslihat perang. Strategi juga diartikan ilmunya para Jenderal. Strategi berasal dari perkembangan pemikiran Barat, tetapi pemikir strategi militer terbesar yang pertama adalah Sun Tsu dari Cina. Dialah yang pertamakali yang menulis mengenai taktik perang dan strategi antara tahun 400 s.d 320 SM. Dalam buku yang berjudul Ping-fa (The art of War) strategi menjadi beda yang dikaji secara luas dan ilmiah baru pada abad ke-18 setelah dunia dipesona oleh Napoleon (1769-1821) dengan kemenangan kemenangannya yang spektakuler. Sebelumnya diskusi dan kajian mengenai strategi masih bersifat intuitif dan didasarkan pada penelaahan sejarah perang bangsa-bangsa Yunani dan Romawi yang sebenarnya baru membahas tingkat taktik dan bukan strategi. Analisa TOR paling terkemuka mengenai strategi pada jaman itu adalah Karl Von Clausewitzh (1780 -1831) dan Antonine Henry Jomini (1779-1869). Jominie banyak menulis tentang teori memenangkan perang. Sedangkan Clausewitzh menulis tentang hakikat dasar perang dengan hasil karyanya Form Kriage (tentang perang) yang merupakan karya tulisnya yang paling monumental tentang strategi.
Clausewitzh mendefinisikan strategi sebagai : " Menggunakan kampanye untuk mencapai sasaran perang (The use of engagement to attain the object of war). Webster's New Universal Unabridged Dictionary (1979) menyebut strategi sebagai: ilmu merencanakan dan memimpin operasi militer berskala besar, khususnya gerakan pasukan kedudukan yang paling menguntungkan sebelum terjadi pertempuran yang sebenarnya dengan musuh " (The Science of planning and directing large scale military operation, specifically of manuvering forces into the most advantegous position prior to actual engagement with the enemy).
Kedua rumusan tersebut diatas bernuansakan abad ke-19/20 yang untuk abad ke 20/21 sekarang sudah tidak tepat lagi. Strategi dalam abad sekarang penggunaannya mencakup bidang yang semakin luas. Strategi bukan hanya ilmunya para jenderal, tetapi ilmunya semua orang, institusi atau Negara yang belajar dan mengetrapkan ilmu strategi. Perang modern sangat terkait dengan faktor-faktor sosial politik, ekonomi dan juga budaya, sehingga kajian bidang strategis tidak hanya menyangkut perangnya saja namun juga pada masa damai, yang meliputi berbagai aspek yang terkait menempatkan bidang strategi pada tingkatan yang lebih luas, yaitu strategi besar, (Grand Strategy). Faktor-faktor yang terkait dalam grand strategy misalnya adalah kekuatan ekonomi sosial, situasi politik nasional, perkembangan teknologi,perkembangan moneter,hubungan diplomasi dan kerjasama internasional. dan sebagainya. Dengan lingkup yang sangat luas tersebut, maka kajian strategi akan melibatkan banyak disiplin ilimu (multidisiplin).
Strategy is all about how (ways or concepts) leadership will use the power (instruments and resources, or means) available to the state to exercise control over sets of circumstances and geographic locations to achieve objectives (ends) that support state interests. Strategy provides direction for the coercive or persuasive use of this power to achieve specified objectives. (Strategi adalah tentang bagaimana caranya seorang pemimpin menggunakan kekuatan nasional yang memungkinkan bagi suatu Negara untuk melaksanakan pengendalian segenap lingkungan dan lokasi geografi dalam rangka untuk mencap[ai tujuannya. Strategi memberikan arah untuk menggunakan kekerasan atau persuasive dalam mencapai sasarannya).
Kajian Strategis
Pada masa perang dingin, kajian strategis menekankan pada pemahaman mengenai penggunaan kekuatan militer dalam politik internasional, khususnya penggunaan senjata nuklir. Sebagaimana tampak dari berbagai definisi di atas, beberapa pakar melihat strategi dalam fokus yang lebih luas terhadap "power", sementara beberapa pakar mengemukakan dinamika kualitas proses yang melekat dalam perumusan strategi. Belakangan, para pakar menekankan bahwa kajian strategis mempunyai aplikasi masa damai di samping masa perang. Kajian strategis bukanlah sekedar kajian tetang perang dan kampanye militer. Strategi adalah penerapan kekuatan militer untuk tujuan politis atau secara spesifik "teori dan praktek tentang penggunaan,atau ancaman penggunaan kekuatan teroraginisir, untuk kepentingan politik". Lebih luas lagi adalah konsep Strategi Besar (Grand Strategy) yang melibatkan koordinasi dan pengarahan "seluruh sumber daya bangsa menuju pencapaian tujuan politik"
Kajian strategis pada dasarnya bersifat interdisipliner. Untuk memahami dimensi strategi perlu memahami sedikit tentang politik, ekonomi, psikologi, sisiologi, geografi di samping teknologi, struktur kekuatan dan taktik. Kajian strategis juga tidak dapat dikatakan sebagai sustu dispilin ilmu tersendiri Meskipun merupakan suatu bidang kajian dengan fokus yang tajam peran kekuatan militer tapi tidak ada parameter yang jelas dan bergantung pada gagasan atau konsep seni, ilmu pengetahuan alam dan ilmu sosial. Banyak pemikir yang menyumbangkan karya tulisnya datang dari disiplin ilmu yang berbeda. Herman Kahn adalah ahli fisika, Thomas Schelling adalah ahli ekonomi, Albert Wholsletter adalah ahli matematik, Henry Kissinger adalah sejarawan dan Bernard Brodie ilmuwan politik. Hal ini mengundang perdebatan tentang metodologi apa yang harus digunakan dalam kajian ini. Di lain pihak, perhatian yang lebih besar pada pendekatan akademis dirasakan mengabaikan aspek operasional militer dalam kajian ini. Ada pandangan bahwa masalah strategi terlalu besar untuk diserahkan sepenuhnya kepada para jenderal. Dalam perkembangannya pada akhirtahun 1940an, para analis sipil mendominasi bidang kajian ini. Tapi pada tahun 1980an dirasakan bahwa banyak akademisi sipil yang mengabaikan kemampuan dan keterbatasan satuan-satuan dan operasi militer dalam analisis dan teorisasi mereka. Ilmu militer (military science) merupakan disiplin ilmu yang "hilang".
Kajian strategis banyak mendapat kritik. Para pakar strategis dianggap terobsesi dengan konflik dan kekuatan, tidak cukup peduli dengan masalah-masalah etis, pendekatannya tidak ilmiah, bagian dari permasalahan, bukan solusi dan berorientasi pada negara (state-centric) Kritik seperti ini muncul akibat banyaknya para akademisi yang mendalami kajian ini terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau "dikontrak" oleh pemerintah (terutama pemerintah Amerika Serikat) sebagai penasihat. Tapi para ahli strategi menyanggah kritikan tersebut dengan argumentasi bahwa pemikiran-pemikiran mereka adalah cerminan (bukan yang menciptakan) realita politik dunia. Para pembuat kebijakan cenderung untuk mempunyai pandangan "realis" yang sama akibat iklim intelektual yang dibangun bukan oleh para akademisi tapi oleh tantangan dan ancaman yang mereka hadapi dalam hubungan internasional.
Salah satu tantangan bagi Kajian Strategis pasca Perang Dingin adalah apakah ilmu ini masih relevan mengingat perang-perang besar nyaris berkurang sementara ancaman keamanan terhadap kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan lingkungan lebih meningkat. Berakhirnya Perang Dingin sebenarnya tidak secara otomatis menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan dunia. Munculnya ancaman non-tradisional misalnya terorisme internasional, perdagangan narkoba, kejahatan lintas negara, dan sebagainya mengharuskan adanya penyesuaian dalam Kajian Strategis. Upaya-upaya ke arah perdamaian memunculkan konsep-konsep baru seperti preventive diplomacy, common security dan confidence building measures.
Metodologi
Berdasarkan proposi-proposi yang termuat dalam permasalahan strategi maka kajian strategi dikategorikan pada penelitian social dan bukan eksakta, karena umumnya factor-faktor yang muncul dalam berbagai kasus tidak dapat diukur dalam bantuan suatu alat ukur. Namun demikian tidak berarti bahwa hanya dapat digunakan dengan metoda penelitian kualitatif. Kombinasi metoda kualitatif dan kuantitatif sering dapat digunakan untuk dapat menggali semua data, informasi dan fakta yang ada dan terbukti sangat efektif untuk menghasilkan kajian yang sangat berbobot.
Berdasarkan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu, maka kajian strategis dapat digolongkan pada penelitian terapan (Applied research) atau lebih tepat lagi sebagai penelitian tindakan (Action research) sedangkan berdasarkan metoda yang digunakan maka kajian strategis dapat digolongkan pada semua jenis penelitian, yaitu penelitian histories, deskriptif, pengembangan, korelasi, kausal komperative, danpebnelitian ekperimental tergantung apada kasus yang akan dikaji/ diteliti. Sebagai contoh kajian strategis dengan topic /judul :"Strategi TNI dalam mensukseskan program gerakan disiplin nasional" maka untuk dapat menemukan strategi apa yang dapat digunakan untuk mensukseskan program GDN, dapat dilakukan dengan mengamati perilaku masyarakat dalam mentaatai suatu ketentuan hukum, kebiasaaan dan budaya yang melekat dalam masyarakat, serta factor factor lain yang menjadi presmis dalam penuyusunan strategi. Untuk kasusu tersebut maka metoda yang dapat digunakan adalah misalnya dengan menggunakan penelitian histories atau kausal-komparatif.
Contoh yang kedua adalah misalnya pengkajian " Konsep strategi Hankam Matra Laut Guna mendukung Pembangunan Indonesia Bagian Timur". Untuk kajian tersebut maka penelitian diskriptif atau pengembangan dapat digunakan untuk menjawab konsep strategi pada suatu kondisi dan tempat tertentu.
Metoda penelitian ilmiah pada dasarnya berlaku untuk semua disiplin keilmuan, baik ilmu alam maupun social. Perbedaannya hanya terletak pada aspek teknik pengumpulan datanya saja bukan pada aspek struktur berpikir dan metodologinya.
Prosedur Kajian Strategis
Pemilihan dan Identifikasi Masalah. Penelitian ataupun kajian strategis pada dasarnya adalah upaya mengidentifikasi masalah , penyebab masalah, memecahkan atau menjawab permasalahan yang dijumpai yang berkaitan dengan hal-hal stratgeis. Oleh karena itu langkah awal yang paling menentukan adalah: "Bagaimana memformulasikan masalah secara benar". Kesalahan dalam formulasi dapat menyebabkan kesulitan dalam menjelaskan atau mencari jawabannya. Jika masalah sudah teridentifikasi dan terformulasi dengan benar maka langkah-langkah berikutnya umumnya sudah dapat ditentukan. Salah satu metoda yang paling praktis untuk mengidentifikasi masalah adalah dengan mengggunakan table/matrik keterkaitan antara faktor dan variable yang mungkin ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sisi kolom diisi dengan faktor faktor dan sisi baris diisi dengan variabel atau konfigurasi lain yang lebih cocok untuk menilai keterkaitan factor/variable tersebut. Dari table ini dapat secara mudah dicari keterkaitannya sehingga memudahkan untuk perumusan masalah selanjutnya.
Perumusan masalah merupakan penjabaran identifikasi masalah. Dalam perumusan masalah ditentukan beberapa hal. Ruang lingkup atau pembatasan masalahnya, baik dalam domain ruang atau waktu atau domain lainnya yang bertujuan agar pembahasan bisa lebih terarah dan tajam. Pembatasan masalah umumnya didasarkan pada tersedianya data, faktor-faktor yang signifikan dan kemampuan kita untuk meneliti, sehingga dapat memudahkan dalam analisis selanjutnya. Menentukan tujuan penelitian, sasaran yang ingin dicapai dan keluaran yang diharapkan. Menentukan metoda yang akan digunakan. Dengan perumusan masalah yang baik, bukan saja membantu memusatkan pikiran tetapi juga sekaligus mengarahkan cara berpikir kita. Perumusan masalah dapat dilakukan secara deskriptif, komparatif atau asosiatif.
Penyusunan kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan kaitan yang mungkin terdapat antar berbagai faktor terkait dan membentuk konstalasi masalah. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis yang teruji kebenarannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahannya. Hasilnya adalahg konsepsi-konsepsi yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa. Kerangka berpikir merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis.
Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan bahannya merupakan kesimpulan dari pengembangan kerangka berpikir. Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan antara dua variable yaitu variable penyebab dan" variable akibat. Hipotesis merupakan pernyataan yang sangat penting kedudukannya dalam penelitian. Persyaratan hipotesis meliputi beberapa hal. Hipotesis hams dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.Hipotesis hams dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variable. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang ditemukan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Untuk merumuskan hipotesis maka argumentasi kerangka berpikir yang digunakan adalah logika deduktif dengan menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya. Hipotesis dapat dibagi atas 2 jenis yaitu hipotesis alternative atau Hipotesis kerja yang menyatakan hubungan antara dua buah variable x dan y. Serta hipotesis nol atau Hipotesis statistic yang menyatakan tidak adanya hubungan perbedaaan antara dua buah variable yang biasanya diuji dengan perhitungan statistik.
Memilih pendekatan penelitian
Pemilihan metoda penelitian adalah tergantung pada kasus yang akan dibahas. Untuk membahas masalah startegis seperti: "Konsep Strategi Hankam Matra Laut Guna Mengendalikan Corong Timur Untuk Menghadapi Lingstra 10 Tahun Mendatang". Maka pendekatan yang dapat digunakan adalah penelitian pengembangan. Ada 3 faktor yang dapat disusun dalam kerangka pemikiran yaitu: strategi hamkam matra laut, corong timur dan lingstra 10 tahun mendatang. Pengamatan dilakukan untuk melihat perkembangan, perubahan dan kecenderungan dua faktor yang pertama terhadap pola perkembangan, faktor yang perubahan dan kecenderungan dua faktor yang pertama terhadap pola perkembangan faktor yang ketiga.
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan secara serial (longitudinal) yaitu pengamatan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus atau dilakukan secara crossektional, atau tingkatan tersebut akan dapat dibuat kesimpulannya yang sama dengan cara longitudinal.
Pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan angket. Observasi adalah pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi digunakan apabila tidak dimungkinkan kita mendapatkan respon secara langsung dari obyekpengamatan sehingga pengumpulan data dilakukan secara sepihak, untuk itu maka ketelitian dan keandalan observer sangan menentukan keberhasilan pengumpulan data.
Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
secara langsung dari tangan pertama atau sebagai pelengkap dari teknik atau pengumpulan data lainnya. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejhumlah daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun secara post. Dokumen atau literatur adalah pengumpulan data melalui buku, majalah atau sumber informasi lainnya.
Data yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan angket adalah merupakan data primer sedangkan data yang didapat dari literatur umumnya merupakan data sekunder. Untuk mendapatkan data yang actual dalam suatu kajian strategis, maka metoda metoda tersebut dapat digunakan, umumnya lebih dulu digunakan penelusuran data /informasi melalui dokumen atau literature yang merupakan kumpulan hasil penelitian sebelumnya, karena cara ini adalah yang paling mudah dan murah. Selanjutnya juga memang diperlukan data primer maka dapat digunakan metoda angket atau wawancara. Data atau informasi dari suatu kajian strategis, umumnya merupakan data tekstual yang tidak bisa diukur dengan suatu kuantitas, sehingga harus dilakukan pengolahan data/informasi secara kualitatif. Namun dapat juga dikombinasikan dengan pengolahan data kuantitatif, yaitu misalnya data hasil wawancara atau angket dikonversikan kedalam bentu numeric dan kemudian dilakukan pengolahan data secara statistic untuk keemudian hasilnya diterjemahkan kembali ke dalam bentuk data atau proposisi kualitatif.
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan sebagai hasil analisis untuk membuktikan bahwa fakta-fakta tersebut mendukung atau menolak hipotesis jika hipotesis diterima maka secara empiric akan memberikan sumbangan pragmatis pada suatu kegiatan penelitian atau pengkajian, sedangkan jika hipotesis ditolak maka hal ini akan memberikan sumbangan korektif dari kerangka berpikir sebelumnya. Selanjutnya masalah menarik kesimpulan. Kesimpulan merupakan pertanyaan singkat, jelas dan sistematis dari keseluruhan hasil analisis danpembahasan serta pengetesan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu penelitian atau kajian baik dikalangan militer maupun sipil perlu direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan metodologi penelitian ilmiah yang benar agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, sehingga hasilnya akan memberikan sumbangan atau kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Suatu kajian strategis pada dasarnya juga merupakan suatu penelitian ilmiah yang dapat digunakan metoda penelitian dengan ruang lingkup yang sangat luas. Data dan informasi yang tersedia umumnya merupakan data yang sangat variatif dengan tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi, dengan demikian analisis yang dilakukan sulit untuk bisa menerapkan metoda-metoda kuantitatif. Metoda kuantitatif dilakukan hanya untukjustifikasi dari suatu proposisi yang didapat sehingga menguatkan argument yang digunakan mendukung kesimpulan. Pengembangan metodoleogi penelitian dengan teknik-teknik analiasis yang baru seperti menggunakan simulasi, computer untuk perhitungan statistik da/1 pemodelan suatu behaviour sangat membantu dalam meningkatkan kualitas suatu pengkajian strategis.**
Penulis
Sekretaris Pusjianstra Mabes TNI
Juragan Cireng


MAIN QUOTE$quote=Steve Jobs

Hidup ini bukan tentang apa yang dipikirkan mereka yang membencimu, namun tentang apa yang dipikirkan Tuhan yang menyayangimu
/gi-clock-o/ WEEK TRENDING$type=list
-
ORGANISASI DAN TUGAS PANGKALAN UDARA UTAMA ANGKATAN DARAT AHMAD YANI PUSPENERBAD (ORGAS LANUMAD A. YANI PUSPENERBAD) ...
-
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-11/SERBU PUSPENERBAD (ORGAS DRON-11/SERBU PUSPENERBAD) Kedudukan Skadron-11/Serbu Puspe...
-
Pembinaan Jasmani bakal Casis (Dik PA dan Dik BA) Reg di Skadron 21 Penerbad Kasi Pers Skadron 21 Kapten Cpn Ardiansyah Agung Pramo...
-
Mesin Turbojet Pesawat Terbang Siklus Brayton menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas. Siklus termodinamika ini dikembangka...
-
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-21/SERBA GUNA PUSPENERBAD ( ORGAS DRON-21/SENA PUSPENERBAD ) Kedudukan Skadron-21/Serba G...
-
Karir & Pendidikan Perwira di Penerbad Karir & Pendidikan Bintara di Penerbad Karir ...
-
Letkol CPN Wahyu Jatmiko kini memegang tongkat komando pimpinan Skadron 31/Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Pus Penerbad). ...
-
Penerbad - Penerbangan TNI AD diawaki oleh 3 kelompok kualifikasi : 1. Penerbang Kelompok kualifikasi Penerbang ini meliputi ...
-
Indonesia membeli 8 helikopter serang Apache yang akan datang tahun 2017. TNI mulai melatih pilot yang akan menerbangkan helikopt...
-
Oleh : Kapten Arm Cahyo Permono M,Eng. Danki C Yontar Dewasa Mentar Akmil 1. PENDAHULUAN Studi banding merupa-kan s...
RECENT WITH THUMBS$type=blogging$m=0$cate=0$sn=0$rm=0$c=4$va=0
RECENT$type=list-tab$date=0$au=0$c=5
REPLIES$type=list-tab$com=0$c=4$src=recent-comments
RANDOM$type=list-tab$date=0$au=0$c=5$src=random-posts
/gi-fire/ YEAR POPULAR$type=one
-
ORGANISASI DAN TUGAS PANGKALAN UDARA UTAMA ANGKATAN DARAT AHMAD YANI PUSPENERBAD (ORGAS LANUMAD A. YANI PUSPENERBAD) ...
-
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-11/SERBU PUSPENERBAD (ORGAS DRON-11/SERBU PUSPENERBAD) Kedudukan Skadron-11/Serbu Puspe...
-
Pembinaan Jasmani bakal Casis (Dik PA dan Dik BA) Reg di Skadron 21 Penerbad Kasi Pers Skadron 21 Kapten Cpn Ardiansyah Agung Pramo...
-
Mesin Turbojet Pesawat Terbang Siklus Brayton menjadi konsep dasar untuk setiap mesin turbin gas. Siklus termodinamika ini dikembangka...
-
ORGANISASI DAN TUGAS SKADRON-21/SERBA GUNA PUSPENERBAD ( ORGAS DRON-21/SENA PUSPENERBAD ) Kedudukan Skadron-21/Serba G...
-
Karir & Pendidikan Perwira di Penerbad Karir & Pendidikan Bintara di Penerbad Karir ...
-
Letkol CPN Wahyu Jatmiko kini memegang tongkat komando pimpinan Skadron 31/Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Pus Penerbad). ...
-
Penerbad - Penerbangan TNI AD diawaki oleh 3 kelompok kualifikasi : 1. Penerbang Kelompok kualifikasi Penerbang ini meliputi ...
-
Indonesia membeli 8 helikopter serang Apache yang akan datang tahun 2017. TNI mulai melatih pilot yang akan menerbangkan helikopt...
-
Oleh : Kapten Arm Cahyo Permono M,Eng. Danki C Yontar Dewasa Mentar Akmil 1. PENDAHULUAN Studi banding merupa-kan s...
Terimakasih telah dipublikasikan.
BalasHapusSaya siap meberi kontribusi tulisan tulisan lainya.
BalasHapushttps://scholar.google.com/citations?user=I7iHK94AAAAJ&hl=en&gmla
https://www.slideshare.net/antonius.antariksa/sd-ppi-dr-yani-batch-ii
BalasHapus